Kehidupan adalah sebuah alur yang mengalir dalam perjalanan panjang yang meniggalkan berbagai timbunan sejarah. Dengan demikian, akan banyak tantangan, banyak pula tuntunan yang akan menjadikan kita sebagai manusai yang siap untuk menghadapi segalanya. Kondisi zaman yang semakin parah menjadikan kita semakin terperosok dan jatuh dalam derap kesulitan yang kian mencekik dalam kehidupan.
Namun tidak demikian dengan kisah yang akan saya tuturkan pada lembar awal dari pembahasan ini. Karena tatkala kesulitan sedang menghinggapi dan mencekal dirinya, tatkala juga ia bisa melepaskan diri dari cekikan kesulitan yang bisa merubah jalan kehidupanya menjadi kemudahan yang terhampar di depannya.
Seperti kisah sedih yang menimpa seorang suami yang sudah lama menduda. Ia mempunyai empat anak yang sekarang sudah masuk ke perguruan tinggi. Padahal secara materi ia sama sekali bukan termasuk orang yang berada karena ia hanya bekerja sebagai penjahit kecil-kecilan di rumah. Namun karena tekat yang begitu besar juga niat yang kuat maka keempat anaknya pun bisa mengarungi pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Tetapi hal ini tidak semulus seperti mereka yang memang sudah mapan taraf ekonominya.
Sehingga ia kerap kali harus mencari pinjaman kesana kemari untuk dapat memberikan subsidi bulanan kepada anak-anaknya. Dari kondisi yang demikian rawan inilah, pernah terjadi malapetaka kesulitan menghampit dirinya. Bertepatan dengan subsidi bulanan yang harus di kirim kepada anak-anaknya, berbarengan pula dengan pembayaran semesteran yang harus dilunasi. Padahal kenyataan nya ia sungguh sangat minus alias tidak punya persiapan sepeser pun untuk mengirim jatah bulanan apa lagi uang semesteran. akhir nya ia pun harus mencari pinjaman kesana kemari, namun usahanya tidak membuahkan hasil.
Di tengah-tengah kekalutan yang menghujam pikiran nya dan ditengah-tengah kebingungan mendera hatinya ia teringat dengan dengan kebesaran Allah SWT. Maka spontan ia langsung mengambil air wudhu dan menunaikan shalat Dhuha (karena bertepatan dengan waktu Dhuha) dengan penuh kesungguhan akan harapan bahwa Allah mau membantu untuk membukakan pintu kemudahan baginya. Dengan tangis penuh iba, dan dengan doa penuh harap ia menyakini bahwa Allah akan dapat membantunya keluar dari kesulitan ini.
Sesaat setelahnya, ia pun mulai merebahkan diri sambil matanya menerawang dan pikiran berkecamuk mencoba mencari siapa kiranya yang akan dapat membantunya. Ketika ia sedang tenggelam dalam lamunnya, tiba-tiba pintu diketuk sehingga ia terperanjat kaget dan langsung meloncat menghampiri pintu. setelah dibuka, ternyata yang datang adalah pengurus arisan Honda yang menawarkan sesuatu kepadnay nya. "Mau di ambil uang atau Honda?" Tanya tamu itu tanpa basa-basi.
"maksud Bu mar?" Ia balik bertanya.
"Bapak arisan motornya keluar minggu kemarin.
Tentu saja ia langsung bersujud syukur sambil meneteskan air matanya, tidak peduli dihadapan nya ada orang didepannya. dengan penuh haru dan kegembiraan ia pun menerima uang tersebut yang jumlahnya lebih dari cukup karena selebihnya bisa digunakan untuk membayar cukup karena selebihnya digunakan untuk membayar hutangnya yang telah bertahun-tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar